Thursday, December 29, 2011

Rokok

Kulayangkan pandang ke kanan
Seorang anak Laki-laki kecil berbaju merah
Berjongkok menatap kosong ke depan
Di tangannya sebatang rokok menyala
Diisapnya sambil memejamkan mata
Lalu dengan penuh perasaan
Dilepasnya asap dengan mulut dimonyongkan
Sesekali rokok diserahkannya
Pada anak yang lebih kecil di sebelahnya
Lincah memutar rokok diantara jemarinya
Kepulan asap dari hidung dan mulutnya
Mengingatkanku pada tokoh naga di sebuah novel yang pernah kubaca
Ah, bahkan mereka belum lagi menginjak bangku sekolah dasar

Kulayangkan pandang ke depan
Seorang perempuan muda
Cantik dengan rambut terurai panjang
Menarik dengan penampilannya yang sederhana nan elegan
Jemarinya turun naik dari pangkuan ke mulutnya
Asap tipis keluar dari balik bibir merahnya
Ah, bahkan keramaian tak jua menghentikannya

Di sebelah kiri sana
Seorang lelaki renta
Berpegang pada sebatang tongkat
Batuk seperti jadi teman baik yang tak lepas menemaninya
Sebatang rokok lintingan terselip diantara jemarinya yang gemetar
Ah, bahkan gerogotan penyakit tak membuatnya jera

Ada dimana-mana
Tak kenal tempat
“Dinikmati” siapa saja
Tak kenal usia
Tak kenal jenis kelamin

Dan kau pemerintah
Sejauh mana peranmu menghindarkan rakyatmu darinya?
.......


Makassar, 2 November 2011