Wednesday, August 15, 2012

Kepada Raja Rimba

Karena kau Raja Rimba ibarat guru bagi para muridmu
Ditiru dan digugu
Maka perhatikan lakumu

Ketika berkesah pilu
Mengaduh sendu
Di hadapan seluruh warga rimbamu
Di depan gajah, buaya, serigala, belalang bahkan semut
Tak kah kau timbang wibawamu?

Jangan heran ketika keledai begitu cengengnya
Jangan bertanya ketika buaya berurai air mata
Hanya karena luka kecilnya

Mereka hanya menirumu!
.......

Jakarta, Maret 2012

Sunday, August 12, 2012

Untitled

Sebelum kita berpisah jauh
Tolong beri aku senyum itu
Yang dulu kulihat ketika pertama bertemu
Yang membuatku diam termangu
Yang kuyakin tak palsu

Jika kelak kembali kita bertemu
Tolong beri aku senyum manismu itu
Yang mampu menghibur di tiap sedihku
Yang membuatku selalu rindu akanmu
Yang tak kutemukan lagi di selainmu
.......

Aku dan Sang Surya

Kemarin aku bertemu Sang Surya
Ketika itu dia begitu bersemangat
Bermurah hati memberi bumi sinar berlimpah-limpah
Dia bilang aku payah, benar-benar payah!
Hanya karena teriknya yang sangat
Energiku terkuras tak bersisa
Pun semangatku ikut menguap
Aku tertuntuk menahan marah
Tanganku terkepal kuat
Aku bilang dia yang bersalah
Benar-benar bersalah
Hanya karena berkuasa
Dengan angkuhnya dia mengambil yang kupunya
Aku jadi kehilangan semua
Dia terbahak
Terpingkal-pingkal hingga nyaris terjungkal
Lalu tiba-tiba dia menghentikan tawa
Menatapku dengan tatapan setajam pedang
Seperti hendak menembus dan mengoyak jantungku
Aku kecut, nyaliku ciut
Badanku menggigil mengkerut

Dia murka!
Suaranya menggelegar
Dia bilang aku makhluk tak berbudi
Tak pernah tau arti terima kasih
Aku hancurkan diri sendiri
Aku rusak semesta
Lalu melempar semua borok padanya
Aku menekur, sadar telah berbuat salah
Lalu bertanya solusi terbaiknya
Tapi katanya sudah terlambat!
Dia bilang tak lagi ada yang dapat kulakukan
Aku gusar
Sia bilang akan balas dendam suatu saat kelak
Aku benar-benar ketakutan, dan tak lagi berdaya
.......

Selamat datang penguasa baru

Pilkada sudah lewat
Pemenang bakal gubernur dan wagub  sudah pula dapat
Rakyat kini menunggu harap-harap cemas
Akankah janji-janji kampanye yang dulu didengungkan
Dan terpampang di baliho-baliho raksasa di hampir tiap ruas jalan
Menjadi nyata sesuai harapan
Atau tetap menjadi janji manis pemanis mulut semata

Sejujurnya aku tak berharap banyak pada Sang Penguasa Baru
Terlalu pesimis untuk percaya pada janji-janji yang terlalu muluk
Tapi aku tetap menunggu
Adakah mereka akan menjadi pahlawan baru
Yang menyelamatkan lingkungan dari sampah yang menggunung dan bau
Dari pembangunan mubazir gedung-gedung raksasa yang tak perlu
Dari pelepasan lahan hijau untuk jadi lokasi perumahan baru

Adakah mereka akan menjadi penguasa bijak
Yang menyelamatkan anak-anak tak berdosa
Dari kebodohan karena dera kemiskinan
Dari cengkeraman penjahat jalanan karena ketidakberdayaan
Dari kebobrokan moral karena banyaknya tuntutan hidup dan lemahnya iman
 
Selamat datang penguasa baru!
Adakah lima tahun mendatang akan kau toreh sejarah baru?
Atau hanya kau ulang sejarang lalu?
......

Makassar, November 2007

Bintang Merah

Tetaplah jadi bintang merahku

Yang selalu ada di tiap malamku

Pun dalam kalbuku

Biar selalu kutatap indahmu
Dari belahan bumi manapun beradaku
.......

Makassar, 2006