Saturday, September 6, 2014

Untukmu Pemuda

Bangsa ini sedang sakit parah
Terseokseok karena lukanya
Jangan melihatnya dari luar
Karena dia tampak segar bugar
Dibalut pakaian dan perhiasan mahal
Yang dibelinya dari berutang
Lihat tingkah lakunya, cara berpikirnya, moralnya
Dia sedang sekarat

Rasa malu, entah bagaimana, beranjak menguap
Hampir semua sudut aurat terumbar
Telapak tangan selalu tertengadah
Kreatifitas kejahatan meningkat
Mengambil hak orang lain bukan hal langka
Terjadi dimana-mana
dalam berbagai bentuk rupa

Tak hanya kau lihat di kota
Pun di pelosok desa
Tak hanya dilakukan petinggi negara
Pula masyarakat biasa
Terangterangan
Berjamaah

Ketika kau, wahai pemuda, hanya menambah sakit dan membuat luka itu semakin parah
Dengan sikapmu yang kekanakan, langkahmu yang penuh kesombongan
Otak yang tak kau gunakan berpikir panjang,
mata yang terbelalak tapi tak melihat tak membaca
Mampukah bangsa ini melewati masa kritisnya?

Sibuk kau salahkan para tetua
Atas ketakmampuan mereka menjadikanmu manusia
Sibuk kau salahkan pemerintah dan negara
Atas ketidakadilan dan kesewenangwenangan yang katanya kau rasa
Tak pernah kau sempat menanyakan
Kebaikan apa yang telah kau perbuat untuk mereka
.......

Ketika cita tak lagi bisa diwujudkan mereka
Yang sedang asyik masyuk dengan segala kemewahan
Dan kelenaan di tahta kekuasaan
Harapan terbesar diletakkan dipundakmu wahai pemuda
Dengan gelora kemudaan dan intelektualitas yang kau punya

Wahai Pemuda
Segeralah bangun dari lena yang berkepanjangan 
Dari mimpi yang tak berkesudahan
Saatnya berjuang!
.......