Thursday, March 22, 2018

Tentang Kamu - 2

Malam sudah cukup larut
Kantuk belum mendatangiku
Kita berbaring bersisian, engkau di kananku
Selalu begitu
Biar aku selalu bisa memelukmu
Aku belum lagi usia belasan ketika itu

Sekelebatan pikiran mampir di kepala:
Bagaimana jika engkau meninggal?
Kututup mataku kuat, berharap pikiran buruk itu segera minggat
Kupeluk engkau sangat erat, hingga engkau berbalik, mungkin tak nyaman
Kubenamkan wajah di punggungmu yang hangat
Sembari terus berdoa engkau diberi umur panjang & selalu dilindungi Allah
Ketakutan menemaniku cukup lama
Malam itu tidurku tak pulas
...

Puluhan tahun kemudian ketakutan itu kembali dengan kadar yang jauh jauh lebih besar
Kali ini bukan sekedar kelebatan pikiran, ini kenyataan
Entah kemana teriakanku di malam berita kepergianmu sampai di telinga
Tangisku tanpa suara
Ada sedih yang tak bisa kulepas hanya dengan tangisan
Kuredakan takutku: kubayangkan hangat punggungmu dengan wajahku menempel disana
Sembari berdoa engkau selalu dilindungi, disayangi, dirahmati Allah.
...
Labungkari, 22 Maret 2018

Wednesday, March 21, 2018

Kepada Para Tikus

Ketika engkau, perlahan, menggerogoti harta negara
Ketika engkau mengambil sesuatu yang kamu tak berhak atasnya
Tidakkah terbayang wajah tanpa dosa anak yang semalam pulas disampingmu?
Anak yang selalu engkau jadikan alasan untuk memenuhi kerakusanmu
Tidakkah teringat nasib istrimu kelak jika busukmu tercium?
Istri yang tak malu-malu engkau jadikan tumbal ambisimu
Tidakkah terlintas Tuhan di benakmu?
Tuhan yang selalu engkau salahkan ketika hal buruk menimpamu

Jangan pernah membawa-bawa nama anak, nama istri, nama Tuhan ketika dosamu tersingkap!
Jangan!!
Karena ketika engkau melakukannya tak sekalipun engkau mengingat mereka!
......

Bone, 1 Maret 2018

Wednesday, January 3, 2018

Setahun Pergimu

Setahun lalu
Dini hari di kota itu
Berkilo-kilo meter darimu
Aku masih terjaga memandangi laptop dengan hati tak tentu

Aku tahu engkau sedang berjuang melawan sakitmu
Tapi aku tak bergegas pulang padamu
Kupikir ketika tugas negara ini selesai aku masih bisa menemui senyummu
Berada di sisimu, memegang tanganmu meski itu tak meredakan sakitmu

Dan ketika kembali, aku tak menemukan senyummu
Tak mendapat pelukanmu
Tak mendengar tawa senangmu
Yang biasanya menyambutku tiap kali aku ke rumah itu

Kali ini engkau menyambutku sembari tertidur
Dengan selembar kain menutupi sekujur tubuhmu
Sungguh ketika itu aku berharap itu bukan engkau
Aku berharap hanya sedang bermimpi buruk dalam tidurku

Ah betapa penyesalan itu sangat pahit
Dan menahan tangis itu sangat sakit
Dan semua itu tak merubah kenyataan:
Kita berada pada dunia berbeda

Setahun lalu
Dini hari di kota itu
Berkilo-kilo meter darimu
Separuh hatiku pergi bersamamu
....

Setahun berlalu
Aku tetap merindu
Hanya bisa menitipkanmu pada Allah Sang Pemilik Kehidupan
Semoga doa-doaku untukmu diterima-Nya
....
Jakarta, 5 Oktober 2017