Wednesday, January 16, 2013

[Aku dan Anakku] Banjir

Pagi pukul enam
Biasanya sinar matahari sudah menyelusup di balik dedaunan
Menembus kaca jendela
Biasanya burung-burung sudah bertengger di dahan
Berkicau dengan cicitnya yang basah

Pagi ini pukul enam
Dingin menyergap
Terasa hingga ke tulang
Menggantikan sinar matahari dan cicit burung yang tak kunjung datang

Kuantar anakku ke sekolah
Dengan payung besar di genggaman
Baru beberapa langkah dari rumah dan sepatunya sudah basah
Aku tau dia tak suka kaos kakinya basah
Tapi tak ada suara keluar dari mulutnya

"Kakak ga papa kaos kakinya basah?"
Dia diam saja, mungkin menahan kesal
Sesampai di sekolah kutatap dia yang tetap terdiam
Sambil tertunduk dimainkannya ujung kakinya

"Kakak tau ga di daerah lain airnya lebih tinggi. 
Ada yang sampai paha, ada yang sampai dada, ada yang sampai rumahnya terendam. 
Ada anak seumuran Kakak sampai ga ke sekolah. Baju seragam mereka basah.
Banyak yang mengungsi, meninggalkan rumah. Tidur di kolong jembatan.
Kaos kaki Kakak basah, rok Mama basah, tidak ada apa-apanya kan dibanding mereka?"

Dia masih diam
Lalu segera ditariknya tanganku, diciumnya
"Semoga airnya cepat pergi ya Ma, biar orang-orang itu bisa pulang ke rumah."
Dia memasuki kelas dengan langkah ringan
.......

No comments:

Post a Comment

...sila tinggalkan jejak...