Thursday, November 17, 2011

Kereta Pukul 17.45


Penumpang berdesakan keluar
Mengingatkanku pada sepotong ayam
Dipenuhi belatung yang bergeliat berbuncah-buncah
Penumpang berjejalan masuk
Sikut sana sini tak mau kalah gesit berebut tempat duduk
Mengingatkanku pada para politisi dan teman-temannya

Segala jenis pedagang
Hilir mudik tak kenal lelah menjajakan dagangannya
Membuatku terkagum-kagum pada keuletan dan kesabaran yang mereka punya
Segala jenis pengemis
Mondar mandir tak kenal lelah menengadahkan tangannya
Memutuskan urat iba yang kupunya

Penumpang di kananku tertidur
Sesekali bahu dan kepalanya tersentak-sentak ke arahku
Mengingatkanku pada boneka leher di mobil sepupuku
Penumpang di kiriku tak hentinya menggoyangkan kaki
Mengingatkanku pada mesin jahit

Penumpang di ujung sana yang tadinya tergelak-gelak
Mendadak tertidur pulas
Ketika seorang perempuan hamil memegang perut berdiri di depannya
Mengingatkanku pada artis-artis ibukota dengan sandiwaranya
Dan pada pemerintah dengan ketidakpeduliannya

Seorang anak meraung dengan suara memekakkan telinga
Memegangi kepalanya yang tadi terbentur dan menikmati sakit bekas cubitan ibunya
Seorang pedagang hilang kesimbangan
Ember di tangannya terjatuh menumpahkan air dan isi lainnya
Mengingatkanku pada seseorang dengan “anggap saja pengaruh luka (robek) di kepala”nya

Langit mulai gelap
Kereta belum juga tiba di tujuan
………..

Jakarta, February 2011

No comments:

Post a Comment

...sila tinggalkan jejak...